Jumat, 17 Februari 2012

Temukanlah Belahan Jiwaku,,,Ya Allah

waktu berputar tak terasa..
usiaku kian bertambah,kekanak-kanakan beralih ke kekedewasaan.
pikiran yg plin-plan  harus dimatangkan.
Fuh,,

setiap aku menoleh ke belakang, selalu ada penyesalan. setiap ada kesalahan selalu merasa bersalah. aku mesti memperbaiki diri. Dan saat ini aku berusaha keras untuk memperbaikinya. Mulai dari ibadahku, sikapku, dan sifatku. Yaa, aku harus bersiap-siap menyediakan payung sebelum hujan. Kematian tak tahu kapan menghampiriku.

Saat ini, aku merasa bahagia. Karena banyak diantara teman-temanku telah mengakhiri masa lajangnya. Aku salut dengan mereka yang mau menikah muda. Sungguh indah menikah dalam usia muda. Sejenak, aku berpikir kapan tiba saatnya aku akan merasakan hal yg sama yg dirasakan oleh teman-temanku. Pikiran ku sudah matang, ingin sekali aku menikah dalam usia muda. Dulu, mana ada pikiran ku seperti itu.Takut inilah, takut itulah. Tapi, sepertinya kalau dipikirkan rasanya menyenangkan. Aku bosan dengan pacaran yg ujung-ujungnya bikin hatiku sakit. bikin aku menjadi benci dengan seseorang. aku tidak ingin seperti itu lagi. Aku ingin sekali menikmati pacaran setelah menikah, pasti mengasyikkan. Tak perlu menjadi beban, ketika kita berpegangan dengan kekasih, berpelukan, berciuman ataupun berdua-duaan. Karena semuanya telah halal.

Aku merasa telah siap lahir dan batin untuk menikah, tapi pasanganku belum ada. Aku belum dipertemukan oleh Allah dengan jodohku. Aku telah berdoa kepada Allah, untuk secepatnya mendekatkanku pada dia, Sang Belahan Jiwa. Tapi mungkin, Tuhan masih berkeyakinan kalau aku masih belum sepenuhnya untuk menjadi seorang istri yg sholehah. Walaupun Allah belum mendekatkanku padanya, aku akan menyiapkan perbekalan diriku saat akan menjadi seorang istri. Aku saja masih suka teledor dengan menempatkan barang-barangku. Bagaimana aku nanti menjadi seorang istri, kalau barang-barang suamiku kelak tak sesuai pada tempatnya. Aku juga masih belum pandai memasak, aku masih suka bangun telat saat shubuh. Bagaimana aku akan membangunkan suamiku untuk sholat shubuh, kalau aku saja masih belum bangun. Dan aku juga suka malas-malasan, yg semuanya suka tergantung pada moodku. Bagaimana aku harus melayani suamiku, kalau melakukan suatu hal saja harus tergantung mood atau sikon. Fuuh,,banyak sekali yg harus aku benahi dalam diriku ini. Sebelum semuanya benar-benar siap. 

Tapi, kalau aku boleh meminta kepada Sang Khalik, aku ingin calon suamiku seorang yg mau menerima segala kekurangan dan kelebihanku, begitupun aku. Aku ingin dia mencintaiku dan menyayangiku apa adanya, bukan ada apanya aku. aku ingin dia seorang lelaki yg sholeh, penyabar dan bertanggung jawab. Dan aku juga ingin, dia seorang yg humoris dan romantis. Amiiiinnn, amin, amiin..